Dr.rer.nat Alucia Anita Artarini, Salah Satu dari 4 Peneliti Wanita Indonesia Paling Inspiratif di 2015 Pilihan L’Oréal
Jakarta – Tak banyak wanita yang memiliki cita-cita ingin menjadi peneliti. Beberapa wanita lebih tertarik bekerja kantoran atau pengusaha karena berpikiran kalau wanita menjadi peneliti akan sulit untuk memiliki kehidupan asmara. Siapa bilang peneliti wanita sulit mempunyai keluarga serta pernikahan yang harmonis? Keempat peneliti Indonesia ini bisa membuktikannya.
Mereka adalah Sastia Prama Putri, Ph.D., Dr. rer.nat Alucia Anita Artarini, Dr. Anawati M.Sc, dan Kiky Corneliasari Sembiring, M.Eng. Keempatnya tidak hanya bisa terus mengembangkan karier di bidang sains tapi juga memiliki kehidupan cinta yang bahagia.
Untuk mengapreasiasi kerja keras keempat peneliti inspiratif ini, brand kecantikan L’Oreal memberikan mereka penghargaan spesial. Lewat program tahunan L’Oreal-UNESCO For Women in Science (FWIS), para peneliti tak hanya mendapatkan plakat penghargaan tapi juga uang tunai sebesar Rp 80 juta untuk menyelesaikan penelitian mereka.
Bekerjasama dengan Komisi Nasional Indonesia (KNI) untuk UNESCO serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KNIU), L’Oreal menilai hasil penelitian yang telah mereka lakukan bisa berguna dalam berbagai aspek mulai dari kesehatan, lingkungan, hingga pembangunan Indonesia. Tak sekadar itu, keempat wanita ini terpilih juga berkat perjalanan kariernya menjadi peneliti serta kehidupan pribadinya yang seimbang antara pekerjaan dan cinta.
President Director PT L’Oreal Indonesia Vismay Sharma, mengatakan bahwa berdasarkan survei opini yang telah dilakukan oleh L’Oreal Foundation, 67% masyarakat Eropa berpikir bahwa wanita tidak bisa menjadi peneliti yang andal. Ia juga menilai banyak wanita Indonesia yang tidak tertarik terjun ke bidang sains karena adanya stereotipe seperti sulit menikah hingga kehidupan yang rumit.
“Sebagai perusahaan yang berakar di bidang sains, kami melihat bahwa banyak wanita Indonesia yang menempuh pendidikan ke universitas tapi hanya sedikit dari mereka yang memilih berkarier di bidang penelitian. Itu disebabkan oleh adanya anggapan miring tentang perempuan yang menjadi peneliti. Saya harap penghargaan ini bisa mengembalikan ketertarikan perempuan yang ingin menjadi peneliti,” papar Vismay saat berbincang di Gedung A Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (3/11/2015).
Keempat peneliti wanita yang memenangkan penghargaan ini disebut fellowship L’Oreal-UNESCO FWIS Nasional 2015. Mereka dipilih oleh tujuh orang juri kompeten di bidang penelitian dan sains. Masing-masing peneliti terpilih juga karena telah melakukan penelitian mendalam dan tentu bisa menghasilkan sesuatu yang berguna untuk bangsa.
Seperti Sastia yang sedang melakukan pengujian terhadap keaslian kopi luwak khas Indonesia. Ia berharap hasil penelitiannya nanti bisa mengembangkan kompetensi ekspor Indonesia. Meski sibuk melakukan penelitian, wanita 33 tahun ini mengaku tetap bisa menjadi ibu yang baik serta mengurus suami tercinta.
“Di balik kesibukan saya, saya tetaplah seorang ibu, jadi untuk perempuan Indonesia jangan berpikir membatasi potensi diri sebagai perempuan peneliti karena kita tetap bisa memperhatikan keluarga dan menjadi ibu rumah tangga yang baik,” jelas Sastia.
Lain hal dengan penelitian yang dilakukan oleh Alucia mengenai pencarian anti virus flu dengan harga terjangkau. Sedangkan Anawati memilih melakukan penelitian terkait lingkungan. Ia berusaha menciptakan inovasi yang fleksibel untuk penyaringan air bersih karena melihat banyak masyarakat yang kesulitan air bersih terutama di kawasan Sumbawa.
Sementara Kiky melakukan pengujian terhadap hidrogen yang diharapkan bisa menjadi alternatif bahan bakar alat transportasi yang menggunakan karbondioksida. Menurutnya, hidrogen bisa lebih ramah lingkungan serta tidak menyebabkan polusi udara. Serupa dengan ketiga wanita lainnya, Kiky yang memiliki tiga anak dan hidup bahagia baik dalam pekerjaan maupun keluarganya.
“Aku nggak punya pembantu tapi tetap bisa mengurus anak tiga-tiganya di rumah, masak. Semua itu bisa diselaraskan asal tepat dalam manajemen waktu dan kerjanya,” tambah Kiky.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Rasyid Baswedan pun mengajak para wanita Indonesia untuk membantu memajukan bangsa. Salah satunya dengan menjadi peneliti agar banyak inovasi baru yang bisa membuat Indonesia semakin maju.
“Kita mendorong perempuan mengambil pendidikan sains untuk jadi peneliti agar mereka bisa mendorong pembangunan bangsa kita. Sebarkan pengalaman Anda para peneliti agar menjadi inspirasi bagi yang lainnya,” pesan Anies.
Sumber: Wolipop Detik