SAMBUTAN REKTOR PADA ACARA PENGAMBILAN SUMPAH DAN PELANTIKAN APOTEKER SEKOLAH FARMASI ITB SEMESTER I 2024/2025
Yang terhormat,
1. Perwakilan Kepala BPOM Republik Indonesia, Bapak Ali Muharam, SIP, MSE, MA selaku Kepala Pusat Pengembangan SDM Pengawasan Obat dan Makanan, dan Ibu Dewi Mustika Sari selaku Ketua Tim Pelatihan Dalam Negeri Manajerial, Sosial dan Kultural & PKPA
2. Perwakilan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Ibu apt. Warningsih, S.Si.
3. Perwakilan Kepala Balai Besar POM Bandung, Bapak Jeffeta Pradeko Putra, S.Farm., M.Si. selaku Kepala Balai POM Bogor
4. Ketua Kolegium Farmasi, Prof. Dr. apt. Dyah Aryani Perwitasari, M.Si., Ph.D., FISQUA
5. Perwakilan Ketua PD IAI Jawa Barat, Bapak apt. Farhan, M.Farm. selaku Wakil Ketua 1
6. Perwakilan organisasi-organisasi profesi dan industri farmasi,
7. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB, Prof. Dr. Irwan Meilano, S.T., M.Sc.
8. Plt. Dekan Sekolah Farmasi ITB, Dr. apt. Lia Amalia, S.Si, M.Si.
9. Plt. Wakil Dekan Bidang Akademik Sekolah Farmasi ITB, Dr.rer.nat. Rachmat Mauludin, S.Si., M.Si.
10. Ketua Program Studi Profesi Apoteker Sekolah Farmasi ITB, apt. Elin Julianti, S.Si, M.Si., Ph.D
11. Para Dosen Pengajar PSPA, Dosen Luar Biasa, dan Dosen Penguji PSPA Sekolah Farmasi ITB
Yang berbahagia,
Para orang tua dan tamu undangan,
Serta para apoteker baru yang saya cintai,
Selamat pagi, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
• Pertama-tama, saya mengucapkan selamat kepada 91 orang apoteker baru yang lulus dan mengikuti acara Pengambilan Sumpah dan Pelantikan pada pagi hari ini.
• Saya juga mengucapkan selamat kepada Saudari Lia Susanti dari Peminatan Produksi dan Pengawasan Mutu dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK): 4,00 dan Saudari Zalfa Neysa Salsabila dari Peminatan Pelayanan Farmasi dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK): 3,91 yang berhasil menjadi lulusan dengan IPK tertinggi Program Studi Profesi Apoteker masa pendidikan Februari 2024 sampai Februari 2025.
• Juga selamat kepada Saudari Lia Susanti yang berhasil menjadi Lulusan dengan nilai Ujian Apoteker tertinggi pada Ujian Apoteker Semester I- 2024/2025, serta Saudari Amalia Akhsani yang berhasil mendapatkan nilai Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Apoteker Indonesia (UKMPPAI) tertinggi nasional dengan nilai 93,00 yang diselenggarakan pada tanggal 8 Februari 2025.
Bapak dan Ibu Yang Saya Hormati,
Secara jumlah, lulusan Apoteker dari ITB setiap semester memang masih relatif lebih sedikit dibandingkan dengan total lulusan Apoteker di Indonesia yang mencapai sekitar 4.000 orang setiap semester. Namun demikian, kami meyakini bahwa dengan bekal ilmu, keterampilan, serta nilai-nilai yang telah Saudara peroleh selama menempuh pendidikan di Program Studi Profesi Apoteker ITB, Saudara memiliki keunggulan komparatif, daya saing yang kuat, serta kemampuan adaptif yang tinggi. Dengan modal tersebut, kami optimistis Saudara akan mampu memasuki dunia kerja dengan percaya diri dan berkontribusi nyata sebagai apoteker yang profesional dan berdedikasi.
Sejak tahun 2017, kelulusan dalam Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Apoteker Indonesia (UKMPPAI) telah menjadi syarat untuk memperoleh gelar apoteker. Kebijakan ini diharapkan dapat semakin meningkatkan standar kompetensi lulusan apoteker di Indonesia. Pada Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Apoteker Indonesia (UKMPPAI) dalam format computer-based test (CBT) yang dilaksanakan pada Semester I 2024-2025, peserta dari Sekolah Farmasi ITB lulus 100%. Persentase kelulusan UKMPPAI CBT secara nasional pada semester ini adalah 89,28% dari 6.239 peserta ujian. Selain secara CBT, UKMPPAI telah dilengkapi pula dengan ujian dengan format objective structured clinical examination (OSCE) secara bertahap. Hingga saat ini, UKMPPAI format OSCE telah dilaksanakan sebanyak 8 kali dalam bentuk ujian formatif. Sekolah Farmasi ITB, dengan dukungan penuh dari ITB, terus berbenah dengan menyiapkan fasilitas dan sistem penyelenggaraan ujian OSCE, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada dihasilkannya apoteker yang kompeten di Indonesia.
Salah satu keunggulan lulusan apoteker ITB tercermin dari banyaknya peluang kerja yang ditawarkan kepada Sekolah Farmasi ITB, baik melalui jalur formal maupun melalui komunikasi langsung antara mitra strategis dengan sivitas akademika. Hasil survei terhadap alumni menunjukkan bahwa waktu tunggu rata-rata apoteker baru untuk memperoleh pekerjaan tergolong singkat, yaitu kurang dari tiga bulan setelah kelulusan. Temuan ini menjadi indikasi kuat akan reputasi dan kualitas lulusan yang dihasilkan.
Para hadirin yang berbahagia dan apoteker baru yang saya banggakan,
Seperti yang telah kita pahami bersama, pelayanan kefarmasian terus berkembang, tidak lagi terbatas pada penyiapan, distribusi, dan penyerahan obat kepada pasien, tetapi juga menuntut adanya interaksi yang lebih erat antara tenaga kefarmasian dengan pasien serta tenaga profesional kesehatan lainnya. Dalam praktiknya, peran apoteker semakin luas—mulai dari manufaktur produk farmasi hingga pelayanan kefarmasian di masyarakat—sehingga menuntut kompetensi soft skills yang mumpuni untuk dapat berkolaborasi dalam lingkungan kerja yang semakin kompleks.
Standar Kompetensi Apoteker Indonesia (SKAI) yang telah dirumuskan, beserta peraturan perundang-undangan yang mengatur praktik kefarmasian, menjadi tantangan sekaligus harapan bagi apoteker Indonesia untuk terus maju dan menjadi lebih baik. Namun, mewujudkan harapan tersebut tentu tidak mudah, karena masih banyak aspek yang perlu ditata dan diperbaiki, baik dari sisi sistem kesehatan secara umum maupun dari sikap serta perilaku apotekernya sendiri. Tantangan ini semakin kompleks dengan munculnya isu-isu utama dalam bidang kefarmasian saat ini, seperti ketersediaan dan aksesibilitas obat, harga obat yang masih relatif tinggi, serta perlunya kemandirian dalam produksi bahan baku obat guna mengurangi ketergantungan pada impor. Di samping itu, penguatan sistem logistik kesehatan melalui digitalisasi juga menjadi fokus utama untuk memastikan distribusi obat yang lebih efisien dan transparan.
Para hadirin sekalian,
Tren perkembangan dalam dunia profesi farmasi, seiring dengan masuknya kita ke era Industri 4.0, sudah semestinya diantisipasi oleh dunia pendidikan dengan mempersiapkan kurikulum yang sejalan dengan tuntutan kompetensi profesi dalam konteks yang baru. Dalam sistem kesehatan, tuntutan terhadap keamanan, kualitas, dan efektivitas terapi semakin meningkat, terutama dengan adanya perkembangan teknologi serta kebijakan yang bertujuan untuk memperluas akses terhadap obat-obatan inovatif. Oleh karena itu, pemanfaatan artificial intelligence, analisis big data, dan digitalisasi proses kerja dalam mendukung sistem farmasi modern menjadi suatu keharusan.
Lebih dari itu, dalam dunia kesehatan yang semakin terintegrasi, kolaborasi interprofesional dan interdisipliner menjadi aspek penting dalam meningkatkan efektivitas layanan kesehatan di berbagai sektor kefarmasian. Apoteker diharapkan tidak hanya berperan sebagai produsen dan penyedia obat, tetapi juga sebagai bagian dari tim interdisiplin dalam praktik pelayanan kesehatan. Pendekatan multidisipliner ini tidak hanya meningkatkan kualitas pelayanan, tetapi juga menjadi ujung tombak inovasi di tengah dinamika dunia kesehatan yang terus berkembang.
Dalam kaitan ini, ITB telah menerbitkan panduan penyusunan kurikulum yang mengangkat isu-isu strategis yang relevan, termasuk computational thinking, big data analysis, artificial intelligence, dan sustainability. Upaya ini bertujuan untuk mempersiapkan lulusan yang tidak hanya memiliki kompetensi teknis yang kuat, tetapi juga mampu beradaptasi dengan dinamika industri farmasi dan pelayanan kesehatan yang berkembang pesat, serta mampu bekerja secara efektif dalam tim lintas profesi. Di samping itu, edukasi masyarakat tentang penggunaan obat yang rasional menjadi tantangan lain yang harus dihadapi oleh apoteker di masa depan.
Melalui skema continuous improvement, penyesuaian kurikulum dimungkinkan kapan pun diperlukan guna memastikan bahwa lulusan siap menghadapi tantangan industri, kebijakan, serta perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin maju. Dengan demikian, apoteker masa depan tidak hanya akan menjadi penyedia layanan kesehatan yang andal, tetapi juga inovator dalam mewujudkan sistem farmasi yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia.
Hadirin yang berbahagia, dan para apoteker baru yang saya banggakan,
Pada kesempatan ini kami juga ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan bagi Program Studi Profesi Apoteker ITB, dan khususnya kepada dosen, dosen luar biasa/praktisi apoteker, serta donatur beasiswa.
Akhir kata, kepada para apoteker baru, saya ucapkan selamat bekerja dan berkarya di masyarakat sesuai dengan tradisi luhur profesi apoteker.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bandung, 17 April 2025
Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T.
Rektor ITB