Advisory Board Sharing Session 2: “Organization, Contribution, and Opportunity”
Dalam rangka lustrum ke-75, Sekolah Farmasi akan menyelenggarakan sharing session bersama Advisory Board setiap dua minggu sekali dengan tujuan dapat menebar inspirasi bagi civitas akademika dan masyarakat umum. Setelah Advisory Board Sharing Session yang pertama sukses dilaksanakan, pada tanggal 23 April 2022 kembali dilaksanakan Sharing Session yang kedua dengan narasumber Drs. apt. Nurul Falah Eddy Pariang. Beliau adalah Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), anggota dari Komite Farmasi Nasional (KFN), dan sampai saat ini aktif sebagai Komisioner PT. Kimia Farma Apotek dan senior konsultan di PT. Prakarsa Daya Motekar. Selama menjabat sebagai Ketua IAI, Drs. apt. Nurul Falah Eddy Pariang memiliki dedikasi yang besar dalam proses standardisasi kompetensi apoteker Indonesia dan memprakarsai pembentukan spesialis farmasi. Acara dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Akademik Sekolah Farmasi ITB, Dr. apt. Elfahmi dan dipandu oleh moderator Dr. apt. Lucy Dewi Nurhajati Sasongko.
Sharing Session yang kedua ini mengusung tema “Organization, Contribution, and Opportunity”. Paparan dibuka dengan quote dari Lao Tzu “Watch your thought; they become words. Watch your words; they become actions. Watch your actions; they become habits. Watch your habits; they become character. Watch your character; it becomes your destiny”. Dari quote ini, Drs. apt. Nurul Falah menekankan betapa pentingnya berpikir positif. Dan untuk dapat berpikir positif, otak harus diisi dengan “nutrisi” yang sehat dan bergizi yaitu ilmu. Selain itu, berpikir positif bisa didapat dengan memilih role model yang tepat. Dengan memiliki role model, kita dapat belajar dari pengalaman orang lain dan menerapkannya dalam kehidupan, termasuk kehidupan berorganisasi.
Suatu organisasi harus memiliki visi dan misi yang jelas. Visi dari IAI adalah mewujudkan Apoteker yang professional, sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup sehat bagi setiap manusia. Untuk mencapai visi ini, IAI menetapkan lima pilar pengembangan apoteker yang yaitu apoteker praktik bertanggung jawab, kualitas organisasi, branding apoteker, pendidikan calon apoteker, dan kualitas peraturan.
IAI memiliki cita-cita dapat berkontribusi ke semua pihak yang berkepentingan. Untuk apoteker: praktek kefarmasian yang professional, berkompeten, bertanggung jawab, dan apoteker dimudahkan dalam mengurus dokumen administrasi maupun peningkatan kompetensi. Untuk pemerintah: derajat kesehatan meningkat melalui praktek kefarmasian. Untuk dunia Pendidikan: mendidik Apoteker sesuai dengan standar kompetensi yang diperlukan di dunia kerja. Dan untuk masyarakat: merasakan manfaat dan membutuhkan Praktek Kefarmasian oleh Apoteker. Langkah awal untuk mewujudkannya adalah dengan memiliki struktur organisasi dan personil yang berkualitas.
Sebagai penutup, Drs. apt. Nurul Falah menyampaikan bahwa untuk mencapai semua tujuan ini, akan selalu ada tantangan. Diantaranya adalah adanya individu-individu yang toksik dan adanya suasana yang kurang kondusif baik internal maupun eksternal. Dan untuk mengatasi tantangan-tantangan ini adalah dengan menghindari lingkungan yang negative dan membangun kerja sama tim yang baik. “Teamwork makes the dream work”.
#SFITB
#sekolahfarmasiitb
#advisoryboardsfitb