Pidato Ilmiah Guru Besar Farmasi: Prof. Dr. Daryono Hadi Tjahjono, M.Sc., Apt.
Jumat, 30 Maret 2012
Majelis Guru Besar Institut Teknologi Bandung [MGB-ITB], tanggal 30 Maret 2012 menyelenggarakan acara Pidato Ilmiah Guru Besar ITB, bertempat di Gedung Balai Pertemuan Ilmiah [BPI] ITB, Jln. Surapati No. 1 – 3 Bandung, mulai pukul 14:00 – 16:00 WIB.
Pada acara ini yang berkesempatan menyampaikan pidato ilmiah adalah 2 orang Guru Besar, masing-masing Prof. Dr. Daryono Hadi Tjahjono, M.Sc., Apt. dari Sekolah Farmasi ITB [Dekan] dan Prof. Dr. Iwan Pranoto dari Program Studi Matematika, FMIPA-ITB.
Prof. Dr. Daryono Hadi Tjahjono, M.Sc., Apt., menyampaikan pidato ilmiahnya pada sesi pertama dengan judul “Senyawa Tetrapirol: Prospek Sebagai Bahan Baku Obat” dihadapan para anggota MGB-ITB, para staf pengajar Sekolah Farmasi ITB, serta tamu undangan lainnya. Acara dibuka oleh Ketua Majelis Guru Besar Prof. Harijono A. Tjokronegoro didampingi Sekretaris Majelis Guru Besar Prof. Hendra Gunawan, dengan membacakan Currikulum Vitae pembicara.
Dalam pidatonya, Prof. Dr. Daryono Hadi Tjahjono, M.Sc., Apt. menyampaikan bahwa Senyawa tetrapirol dengan karakteristik fisikokimianya dapat menjadi model dalam mempelajari interaksi suatu obat dengan makromolekul. Di samping itu, kemudahan senyawa tetrapirol dimodifikasi menjadi turunannya memungkinkan mendesain aktivitas yang diinginkan. Sejumlah senyawa profirin dan turunan klorofil–meskipun masih tahap uji in vitro dan in silico–harapan dapat dimanfaatkannya senyawa tetrapirol untuk penanganan kanker memberikan peluang baru dalam pengembangan bahan baku obat. Meskipun tahapan penemuan obat [drug discovery] selama ini biasanya membutuhkan waktu antara 2-7 tahun (dari 10 -15 tahun sampai masuk ke pasar pertama) dengan menghabiskan dana sekitar 40% dari keseluruhan biaya untuk me-launching satu obat ke pasaran yang berkisar $US 800 pada tahun 2004 {-1,2}, dan terus meningkat dimana pada tahun 2010 mencapai $US 1,8 milyar {3}, upaya menemukan bahan baku obat [dengan dosis skala mikrogram] seperti fotosensitiser dan ligan kit radiofarmaka dari senyawa tetrapirol sebagai pembawa radionuklida ke target yang sudah terbukti aman, dapat menjadi alternatif dalam membantu masyarakat menengah ke bawah memperoleh pengobatan yang terjangkau, khususnya dalam diagnosa dan terapi kanker.
Di akhir pidato ilmiahnya, Prof. Dr. Daryono Hadi Tjahjono, M.Sc., Apt. menyampaikan ucapan terima kasih kepada orang-orang yang telah berjasa baik dalam karir maupun pendidikannnya, yaitu pengajar di SD Tegalsuruh, SMP Negeri Sragi, SMA Negeri Pemalang, Institut Teknologi Bandung, dan Keio University, Jepang., orang tua serta keluarga tercinta atas bimbingan, dukungan, dorongan semangat, serta pengertiannya dalam berbagi waktunya.